Mengasihi Manusia


kasih Kristus itu berakar dari kasih Allah Bapa yang mengasihiNya demikian juga maka Yesus mengasihi murid-muridNya dan Yesus mengajak mereka supaya tinggal didalam kasih Yesus dan menjadi sahabat-sahabat Yesus dan Yesus berpesan agar murid-muridNya perbuat seperti yang Yesus Perbuat bagi mereka
Efesus 5 : 2
dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu  dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita  sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
Allah sudah memberikan teladan kepada kita melalui teladan yesus, Anak yang dikasihinya sebagai perdamaian diantara kita dengan Allah dan mengangkat kita menjadi anak anak Allah. Yesus sudah menjadi persembahan yang harum bagi Allah, demikian juga kita sekarang. Itulah manifestasi kasih yang sempurna. Dan Allah mengkehendaki kita untuk memanifestasikan kasih dalam kehidupan kita. Hal inilah yang digambarkan dalam simbol SALIB KRISTUS. Palang vertical menunjukan hubungan kasih kepada Tuhan Allah. Palang horizontal menggambarkan hubungan kasih sesama manusia.
Kehidupan kekristenan tidak dapat dipisahkan dari kasih, artinya setiap orang yang percaya kepada kristus harus menjalankan kasih dalam hidupnya.
“Kasihilah Sesama Manusia seperti Kamu Mengasihi Dirimu Sendiri”
Seorang Farisi menanya Yesus, Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia  seperti dirimu sendiri - Mat. 22:34-39
Ahli Taurat pernah bertanya kepada Yesus, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Yesus menjawab dengan sebuah cerita ibarat tentang orang Samaria yang baik hati. (Baca Lukas 10:29-37.) Dalam cerita itu, seorang lelaki telah dirompak, dipukul, dan ditinggalkan di tepi jalan. Kita mungkin menyangka bahawa imam Israel dan orang Lewi yang lalu di situ akan menolongnya. Sebaliknya, mereka tidak menghiraukan lelaki itu. Akhirnya seorang Samaria membantu lelaki itu. Pada masa itu, orang Samaria dan orang Yahudi saling membenci.—Yoh. 4:9. Orang Samaria itu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Kemudian, dia memberikan dua dinar kepada pemilik penginapan untuk menjaga lelaki itu. Cerita Yesus ini mengajar kita cara untuk mengasihi dan menunjukkan belas kasihan kepada orang lain.



Cara mengasihi sesama manusia?
Pertama adalah bahwa yang harus dikasihi adalah semua manusia, tanpa membedakan status sosia. Tidak membedakan ras,kebangsaan, asalusul,maupun agama yang dianut oleh seseorang.
Kedua, sesama manusia harus diperlakukan seperti diri sendiri, artinya kita harus mepunyai rasa empati dan simpati kepada orang lain. Kalau kita tidak senang disakiti, maka tentu orang lain juga tidak kita sakiti. Kalau kita senang di"orang"kan, maka kitapun harus meng"orang"kan orang lain.Yesus berkata:segala sesuatu yang kamu kehendaki orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi"(mat.7:12 )
Ketiga, mengasihi berarti memiliki rasa sayang, atau rasa cinta. Kasih sendiri mencakup beberapa nilai antara lain: panjang sabar, tidak iri,tidak mementingkan kepentingan sendiri, hormat, mengampuni,tidak dendam Intinya kalau mengasihi berarti berfikir dan bertindak positif. Kita tidak merancangkan hal hal yang negatif pada orang lain. Begitu juga kita tidak bertindak merugikan orang lain.

Hubungan mengasihi sesama dengan mengasihi Tuhan Allah
Pertama, manusia diciptakan sebagai CITRA Allah. (kej 1:26-27) Jadi kalau kita mengasihi Tuhan Allah tentulah kita harus mengasihi Citranya. Lagipula, kalau kita mengaku sebagai citra Allah, tentu kita mengasihi apa saja yang dikasihi olehNya. Tuhan Allah mengasihi manusia seperti terdapat dalah Injil Yohanes psl 3:16.
Kedua, Yesus yang adalah Allah berkata: sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini,kamu telah melakukannya untuk Aku. (mat 25:35-40 ).
Jadi bukti bahwa kita mengasihi Tuhan Allah, tercermin dalam tindakan kita seharihari dalam relasi kepada sesama manusia. Orang yang kelihatannya mengasihi Tuhan Allah dengan rajin beribadah, tekun berdoa, tapi dalam hidup seharihari tidak mengasihi sesama, adalah munafik. Dan hal seperti itu tidak disukai oleh Tuhan.
Karena itu, setiap orang yang menyebut pengikut Yesus, hendaknyalah melakukan kedua hukum kasih itu secara bersamaan dan berimbang. Karena itulah Hukum utama dan terutama yang diberikan oleh Tuhan Yesus untuk pedoman hidup bagi pengikutNya

Ada 4 alasan mengapa kita harus mengasihi sesama kita yaitu sbb :

1.      Kasih itu adalah Karakter Allah Sendiri
Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setiaNya. Tuhan itu baik bagi semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikanNya (Mazmur 145:8-9). Allah adalah kasih.
2.      Kasih Mengalahkan Kejahatan
Kasih menutupi banyak sekali dosa (I Petrus 4:8). Allah memberikan kepada kita hati nurani supaya kita tahu apakah kita berbuat baik atau jahat, tetapi seringkali manusia mengabaikan suara hati nurani ini. Bila suara hati nurani ini terus menerus diabaikan maka akan hilang. Suara hati nurani ini hanya bisa dibangkitkan oleh Firman dan Roh Kudus. Bila kita tidak berbuat baik, maka kita akan berbuat jahat. Kain menjadi panas hatinya karena ia berbuat jahat dengan mempersembahkan korban yang buruk, bahkan akhirnya ia membunuh adiknya Habel. Allah memberikan kuasa bagi kita untuk dapat berbuat baik. Kasih mengalahkan kejahatan.
3.      Kasih Melenyapkan Ketakutan
Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan (I Yohanes 4:18). Kalau kita hidup dalam kasih, maka kita tidak takut akan apapun yang kita hadapi. Kita tidak takut akan masa depan. Langkah-langkah orang percaya diatur oleh Tuhan asalkan kita hidup dalam kasih. Kita diberikan kuasa untuk menjadi pemenang. Hiduplah dalam kasih.
4.      Kasih Mengundang Keberhasilan
Pekerjaan kita jika dikerjakan dengan kasih akan menjadi mudah dan lancer. Yakub bekerja pada Laban selama 7 tahun, tetapi dirasakan hanya seperti beberapa hari karena cintanya pada Rahel (Kejadian 29:15-20). Kalau kita bekerja dengan kasih, maka akan mendatangkan kesuksesan.
Hiduplah senantiasa dalam kasih, karena kasih adalah karakter Allah sendiri, kasih mengalahkan kejahatan dan melenyapkan ketakutan bahkan kasih mengundang keberhasilan. Bila kita hidup dalam kasih, dampaknya bukan hanya pada hal rohani kita saja, tetapi juga dalam hal lahiriah kita.